Oleh: Leni Nurleni
Pagi hari yang sangat cerah terlihat seorang pria paruh baya yang berjalan ke arah ruangan putranya.
“apa Salman ada di ruangannya” tanya laki laki yang memakai jas rapih itu.
“Ada tuan” jawab Fira sekertaris di perusahaan besar itu.
Laki laki yang di taksir berumur 50 tahunan itu berjalan ke ruangan tuan muda Salman.
Sambil melihat semua karyawan yang sedang bekerja.
“Ayah” sahut Salman kaget saat Ayahnya sudah ada di ambang pintu.
“Ada apa ayah kesini” tanya ketus dari sang anak.
“Hanya melihat lihat perusahaanmu” jawab Tuan besar yang di panggil Ayah oleh tuan Salman.
Tuan Salman hanya tersenyum kecil.
“Dimana istrimu yang bodoh itu” tanya tuan besar yang bernama Imran alfarizki itu.
“Dimana lagi sudah pasti di mall dan salon” jawab tuan Salman ketus.
Tuan Imran berjalan ke arah jendela.
Memandangi setiap mobil yang berlalu lalang.
“Apa kamu mau jika di jodohkan dengan putri teman ayah” tanya tuan besar yang masih menatap jalanan.
Tuan Salman bangkit dari duduknya.
“Apa ayah sudah gila, kemarin Ayah menjodohkanku dengan wanita yang matrealistis dan sekarang ayah mau menjodohkan aku lagi” protes tuan Salman.
“Tapi ini perintah, mau atau tidak kamu harus tetap menikah pak Retno punya hutang besar pada Ayah jadi Ayah meminta putri nya untuk di jodoh kan dengan mu” ujar tuan Imran dengan senyum menyeringai.
“Terserah” sahut tuan Salman pasrah.
Begitulah tuan Imran selalu saja melibatkan pernikahan di antara bisnis bahkan dia pun sudah memiliki 1 istri sah dan 2 yang di jadikan selirnya.Dan itu pun berlaku pada tuan Salman.
Tak perduli orang orang berkata apa tentang poligami tapi bagi tuan Imran sah sah saja.
“Mas minta uang” teriak seorang wanita yang berlari ke arah tuan Salman.
“Kanti” ujar tuan Salman kaget karena istrinya itu menenteng paper bag yang begitu banyak.
“Dasar bodoh” gumam tuan imran memutar bola matanya malas.
“Upss ada Ayah, maaf Ayah Kanti ga lihat kalau ada Ayah” ucapnya.
Unduh aplikasi untuk lanjut membaca
