Matanya terpejam, napasnya pun memburu. Ada rasa takut lamat-lamat dalam batinnya. Tiba-tiba, ujung hidungnya terasa disentil dengan keras.
“Kalau, kau memejamkan mata, aku malah tertawa, ayo, melek.”
Suara bisikan itu membuat Laras segera membuka matanya.
Pemandangan yang sangat memacu andrenalin.
Dada bidang nan mulus itu membuat Laras semakin terkesiap. Tak lama tangan sang pemilik dada kekar itu, memeluknya, bibirnya menjadi sasaran empuk. Lumatan kecil yang membuatnya nagih. Tak sengaja bibirnya pun ikut mengimbangi gerakan memutar dan menghisap itu.
Ah … begini ternyata rasanya. Manis, enak dan ah ….

Deskripsi
Ulasan (0)
Sahabat, Tapi Jatuh Cinta
Add a review

Your review
* Review is required
Name
* Name is required
Email
* Email is required
Ulasan
There are no reviews yet