Oleh: Nunik Sobari
“Kamu harus menikah dengan Pak Reynaldi, Maaf! Nak! Bapak Nggak ada pilihan
Seketika dunia Lina terasa hancur. Lututnya seakan-akan lemas. Mendengar apa yang dikatakan sang Bapak. Bagaimana tidak, Lina harus menikah dengan orang terkaya di daerahnya untuk melunasi hutang-hutang bapaknya pada seorang rentenir.
“Bapak! Bagaimana Bapak bisa berpikir seperti itu. Aku anak Bapak, kan? Bukan barang yang bisa bapak tukar seenaknya.” Dengan suara tinggi Lina berusaha menolak keinginan Bapaknya.
“Maaf, Nak! Bapak melakukan ini demi keluarga kita. Bapak nggak mau rumah ini disita, kita jadi nggak punya tempat tinggal, maafin Bapak, Nak! Bapak nggak punya pilihan! Kamu harus kasihan sama Bapak, Ibu dan adik kamu.”
“Tapi, Bapak! Kenapa aku yang dikorbankan.”“Sebentar lagi, Pak Reynaldi dan penghulu akan datang. Kalian akan menikah malam ini juga,” ujar Pak Akhbar tanpa mempedulikan omongan anaknya
Di ruang tamu Pak Akhbar duduk gelisah bersama istrinya. Karena dia tahu Reynaldi akan datang malam ini membawa satu keputusan besar.
Unduh aplikasi untuk lanjut membaca
